Skip to main content

Featured Post

4 Cara Mencairkan Daging Beku dari Freezer dengan Aman dan Efektif

Menyimpan daging dalam freezer adalah cara paling praktis untuk mempertahankan kesegarannya dalam jangka waktu lama. Namun, ketika daging akan dimasak, proses pencairan atau thawing menjadi langkah penting yang tidak boleh dilakukan sembarangan.  Cara mencairkan daging yang salah dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri, mengubah tekstur daging, dan menurunkan cita rasa. Berikut penjelasan lengkap mengenai empat cara aman dan efektif mencairkan daging beku dari freezer.               Baca juga:  5 Cara Efektif Merawat Tanaman agar Tetap Subur dan Tumbuh Sehat 1. Mencairkan Daging di Kulkas Metode ini merupakan cara paling aman dan direkomendasikan untuk menjaga kualitas daging. Prosesnya memang memakan waktu lebih lama, tetapi suhu dingin di dalam kulkas membuat daging mencair perlahan tanpa membuat bakteri berkembang. Langkah-langkah: Pindahkan daging dari freezer ke rak bawah kulkas agar tidak menetes ke makanan lain. Letakkan daging di w...

5 Alasan Websitemu Seharusnya Tidak Menggunakan Tulisan AI

 

(Pexels/ Mikhail Nilov)

AI atau kecerdasan buatan sudah banyak digunakan untuk membuat konten, tidak terkecuali untuk konten artikel di website atau konten sosial media. Sebagai teknologi, keberadaan AI dapat digunakan untuk membuat konten, terlebih perkembangan digital saat ini sudah semakin pesat, kecepatan dan kuantitas seringkali menjadi alasan penggunaan teknologi bantu ini. 

Salah satu platform yang bisa menggunakan tulisan AI untuk konten yaitu website. Banyak pemilik website tergoda untuk menggunakan AI dalam membantu menulis artikel serta konten. Berikut beberapa hal yang penting kamu perhatikan saat menggunakan tulisan AI di website. 


1. AI Kurang Memahami Brand Voice Secara Mendalam

Menurut Glints, brand voice merupakan kunci dari merek untuk berkomunikasi dengan pelanggan serta membangun kepercayaan terhadap bisnis. Gaya berkomunikasi brand biasanya memiliki ciri khas tersendiri yang disesuaikan dengan target audiens. 

Sementara itu, AI cenderung menghasilkan konten yang generik dan terlalu netral. Berdasarkan Nielsen Norman Group, sebagai pembuat konten website, kamu harus tahu cara berkomunikasi dengan pengunjung web. 

Pada studi kasus yang dibuat menunjukkan bahwa memang ada pengaruh brand voice terhadap pengguna, terutama tentang kepercayaan, keramahan, serta daya tarik dari sebuah brand. 

Kehadiran pengunjung di website itu sangat penting dan tidak ada alat pasti yang dapat memprediksi kapan mereka akan datang. Sementara itu, jika kamu menulis artikel yang mewakili brand, maka konten tersebut akan lebih personal karena sesuai dengan brand voice. 

Brand voice bukan sesuatu yang bisa kamu ciptakan dalam kurun waktu sebentar, perlu ada riset dan penyesuaian untuk mendapatkan paling sesuai, sedang AI tidak selalu bisa menirunya.  

Menulis untuk web tentu berbeda dengan menulis fiksi, karena setiap tulisan yang dibuat berkontribusi pada cara berkomunikasi dengan pengunjung. Ini merupakan cara kamu berkomunikasi dengan pengunjung sesuai dengan kepribadian yang mempengaruhi penilaian pelanggan terhadap brand. 


Baca juga: 5 Alasan Kenapa UMKM Juga Harus Punya Company Profile Profesional


2. Adanya Risiko Kesalahan Fakta serta Informasi yang Menyesatkan

Untuk menulis artikel secara general, tentunya AI bisa digunakan, tapi apakah kamu mau artikel websitemu berisi artikel yang dengan mudah ditemukan di website lain? Sementara itu, artikel yang ditulis oleh AI tidak sepenuhnya tepat dan selalu ada risiko informasi salah atau tidak terverifikasi. 

Hal ini tentunya akan menciptakan potensi kerugian atas informasi salah dari artikel di website. Terlebih jika kamu menggunakan website untuk bisnis, membuat bisnis jadi terlihat kurang kredibel. 

Sementara itu, OpenAI sebagai pengembang ChatGPT, mengakui adanya kemungkinan informasi salah yang diberikan oleh AI. OpenAi menyatakan bahwa ada kemungkinan menghasilkan jawaban yang salah tanpa bukti. 

Masalah ini dikenal sebagai “halusinasi”. Meski pernyataan OpenAI ditujukan pada model ChatGPT dan tidak bisa digunakan untuk menilai bahwa semua AI bisa memberikan informasi yang salah, tapi memeriksa informasi dari tulisan AI tetap penting dilakukan. 

 

3. Kurang Memahami Konteks Lokal dan Budaya Setempat

Jika kamu ingin membangun website untuk bisnis yang menargetkan suatu tempat atau wilayah dan menyasar aspek budaya, mungkin AI bukan pilihan yang tepat. Saat kamu menciptakan website untuk bisnis lokal, konten yang ada di web harus relevan dengan budaya serta konteks lokal. 

AI tidak memiliki pengalaman hidup, sehingga sulit memahami konteks budaya, humor, atau bahkan norma yang berlaku. Menurut Forbes, lokalisasi konten merupakan strategi yang ampuh dalam membantu pengusaha meningkatkan penjualan serta memperluas jangkauan global. 

Membuat konten yang sesuai dengan konteks lokal membantu menciptakan hubungan lebih dalam dengan pelanggan, meningkatkan loyalitas serta brand awareness. Di era yang serba digital ini, konten yang sesuai budaya setempat sangat penting agar brand berkembang dan berhasil. 

Pelanggan menyukai sesuatu yang baru, otentik, dan tidak bisa ditemukan di tempat lain. Jika mereka bisa mendapatkan informasi yang didapatkan di AI, maka besar kemungkinan mereka tidak ingin menghabiskan lebih banyak waktu mengunjungi website kamu. 


4. Masalah pada SEO Akibat Konten AI yang Terlalu Generik

Pembuatan website ditujukan untuk membangun citra brand di Google, tapi jika konten yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar Google, tentunya website akan sulit bersaing dengan website lain. 

Pada Google Search Central, Google menyatakan bahwa konten yang dibuat secara otomatis, termasuk menggunakan AI dengan tujuan utama memanipulasi peringkat pencarian merupakan pelanggaran kebijakan terhadap spam Google. 

Google memberikan panduan SEO agar artikel muncul di hasil pencarian, yaitu mengutamakan konten yang ditujukan untuk manusia daripada konten yang ditujukan untuk mesin pencari. 

Sistem Google dirancang untuk menggunakan berbagai faktor secara berbeda untuk memberi peringkat pada konten yang berkualitas. Setelah mengidentifikasi konten yang relevan, sistem akan memprioritaskan konten yang paling bermanfaat. 

Konten tersebut berdasarkan aspek experience, expertise, authoritativeness, dan trustworthiness (E-E-A-T). Di mana konten seperti itu mungkin belum bisa dihasilkan oleh AI.  


Baca juga: 5 Manfaat Punya Website untuk Bisnis Kecil dan Startup yang Baru Merintis


5. Hilangnya Elemen Human Touch dan Keaslian

Konten yang dihasilkan manusia cenderung memiliki nilai personal yang kadang berisi empati, storytelling, dan emosi. Hal tersebut yang membuat konten jadi terasa lebih hidup. Terlebih jika konten dibuat berdasarkan pengalaman hidup dan sudut pandang yang unik. 

Menurut Content Marketing Institute, jika aspek storytelling dilakukan dengan baik, maka aspek itu tidak hanya menjadi pembeda brand dengan brand lainnya, tapi juga menciptakan peluang untuk menarik serta melibatkan audiens. 

Sementara itu, mesin pencari dirancang untuk menyajikan informasi yang bermanfaat serta andal agar memberikan manfaat bagi orang lain. Peringkat di mesiin pencari sekaligus dirancang untuk membantu kreator mengevaluasi kualitas konten yang dihasilkan. 


Kesimpulan

Agar website dapat menarik banyak pengunjung, konten kreator perlu memastikan bahwa konten yang dibuat sudah memenuhi standar Google. Di mana, Google sangat memperhatikan konten yang bermanfaat dan ditujukan untuk manusia. 

AI mungkin bisa digunakan sebagai alat bantu, tapi bukan penulis utama, karena banyak aspek kekurangan pada AI yang harus diisi oleh manusia. Tetap libatkan penulis manusia untuk menulis artikel agar lebih otentik dan memiliki sentuhan manusia. 



Sumber: 

Google Search Central: Creating helpful, people-first content

Nielsen Norman Group, The Impact of Tone of Voice on Users' Brand Perception 

Nielsen Norman Group, The Four Dimensions of Tone of Voice

OpenAI, Introducing SimpleQA

Forbes, AI And Localization: Shaping The Future Of Global Communication

Forbes, Unlocking The Power Of Localization: Maximizing Income In The Digital Content Era

Content Marketing Institute, Storytelling in Marketing: 3 Successful Examples

Psychology Today, Tell a Story to Build a Connection


Comments